Selamat datang

Selamat datang didunia yang bernoda kami ini,cernalah tulisan kami, ambil baiknya,buang buruknya

Sabtu, 22 Mei 2010

Bidadari



Tak tau mau mulai dari mana, tapi yang jelas hati ini terbakar cemburu.

Sebelumnya dinda mau Tanya, siapa yang nyaman aja kalau lagi di bandingin sama mantan? Mending kalau ujung-ujungnya kekasih hati selalu bersyukur udah ketemu kita, tapi kalau malah menuntut kita jadi seperti “dia” , apa ada yang tahan?
Kalau di bandingkan dengan mantannya manusia masih mendingan, tapi kalau dibandingin sama bidadari yang pernah masuk ke mimpi pacar gimana caranya buat kita sebagai kekasihnya biar bisa berbenah diri?

Dimulai dari sang pacar protes dengan sikap kita, cara kita, omongan kita, rambut kita juga… ada yang bisa tahan? Ngak…

Jujur aku yang di bilangnya sebagai kekasihnya harus menahan hati dan air mata ketika dia mulai mencari sosok bidadari dalam mimpinya ketika pertengkaran terjadi, kanda bilang bidadarinya itu tinggi, putih, berambutkan panjang hitam lebat nan lurus, tubuhnya nan ramping dibalutkan gaun putih yang indah, mereka bertemu disebuah taman, bermain, dan bercumbu, belaian tanganya menyejukkan, membuat kanda hampir ketiduran, dari deskripsi mimpi kanda kayaknya bidadarinya itu orang yang lembut, mungkin.

Yang paling membuat ku perih adalah ketika kanda bilang “aku mau mati saja biar aku bisa bertemu dengan bidadariku, dia sudah berjanji akan menungguku di surga nanti”, ya masih mending kalau kanda bilang kayak gitu waktu kami lagi gak ada masalah, ni waktu kami lagi marahan.

Kanda sering menuntutku menjadi bidadarinya, kanda bilang “kalau kau cinta pada ku, maka, jadilah seperti dia, bidadariku, AKU MAU KAU MENJADI DIA”. Siapakah yang bisa menjadi makhluk tak bercelah kekurangn itu? Tidak ada.

“Dinda  bukan dia kanda, dia adalah dia, dinda adalah dinda, dinda gak mau jadi dia”

“Harus mau”

“Dinda gak bisa”

“Harus bisa”

Taukah kau sayangku, kata-katamu menusuk relung hatiku, aku bukan dia, dia bukan aku, dulu kau bilang kau terima kekurangan dan kelebihanku. Bukankah jika kita mencintai seseorang dan berubah menjadi yang dia inginkan, maka kita adalah bayang-bayangnya? Bukankah yang dicintai oleh kekasih itu bukan diri kita, melainkan sosok yang didambakan?

Perih hatiku jika setiap kita bertengkar kau selalu menyebut-nyebut namanya, mencari-cari sosoknya, lalu kau anggap apa aku ini sayang?

Pernahkah kau dapati aku mencari sosok yang kudambakan ketika aku kecewa engkau tak menjadi yang ku harapkan?

Pernahkah aku mengharapkan engkau menjadi mita The-virgin?

Pernahkah aku meminta mu menjadi lelaki yang sempurna, tampa celah?

Aku manusia, engkau dapati aku setelah bertahun-tahin ku hidup, dan terbentuk sikap dan sifat yang begini, kita dipertemukan setelah kita dewasa, bukan dari kecil, saudara kembar saja ada  pertengkaran apalagi kita sayangku.

Tak sekalipun aku mencoba selingkuh dengan yang lain, tak pernah sekalipun aku mencoba mencari sosok yang ku harapkan, tak sekalipun sayang. Aku setia meskipun kita berada diantara ratusan kilometer, tak sekalipun aku menghianati hatimu, tak sekalipun, tak sekalipun.

Ketika emosimu, emosiku telah reda, engkau selalu berkilah, engkau katakan kata-katamu hanya untuk membuatku cemburu. Benarkah itu? Aku meragu. Sering aku berfikir, jika suatu saat engkau dapati perempuan yang bisa menjadi sosok bidadarimu di dunia ini, mungkin engkau akan meninggalkan ku yang tak bisa menjadi dia. Jangankan menjadi dia, mendekati sifat dan sikapnya seujung kukupun aku tak mampu.

Dengan tulisan ini duhai kandaku, aku memohon, cintailah dindamu ini apa adanya, karena ini begitu menyakitkan bila engkau sebut-sebut namanya. Dinda memang tidak lembut, emosian, tapi dinda juga gak tahan kalu kanda selalu begini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar